Thursday, February 7, 2008

Bagian 14 Terjemahan Aswaja

Suatu ketika rasulullah Saw. menuturkan munculnya Al ? Daabah Hayawan melata, saya berkata : Wahai Rasulullah, darimana keluarnya Daabah itu ? Rasul menjawab : ?Dia muncul dan keluar dari beberapa masjid kemuliaan Allah Taala. Suatu ketika nabi Isa As. melakukan Thawaf di Baitullah dan bersamanya sejumlah kaum Muslimin, saat itulah terjadi gempa bumi, bukit shofa yang bersebelahan dengan tempat pelaksanaan Sa?i terbelah, bersamaan dengan itu seakan binatang melata muncul dari bukit Shofa yang terbelah itu. Kepala binatang itu mengkilat, ia memiliki bulu-bulu yang halus dan bulu-bulu yang kasar, siapapun yang hendak mengejarnya tidak seorangpun mampu mengejarnya dan tak seorangpun yang mampu menemukannya, sebaliknya orang yang lari, karena ketakutan tidak akan mungkin dapat lepas dari cengkramannya, binatang itu lantas menyengat. Semua manusia baik yang Mu?min maupun yang kafir, bedanya sengatan binatang itu kepada orang mukmin akan membekaskan tanda diwajah orang mukmin itu seolah-olah wajahnya bagaikan bintang gumintang yang mencorong, dan ia menuliskan stempel ?Mu?min? diantara kedua matanya. Sedangkan terhadap orang yang kafir binatang itu lantas mematuk jidatnya hingga menggoreskan titik hitam. Dan menuliskan identitas ?Kafir? diantara kedua matanya?.

وعن عبد الله بن عمرو رضى الله عنه قال : تخرج الدابة من شعب جياد, فتمس رأسها السحاب, ورجلاها فى الارض

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Umar RA beliau berkata ?Binatang melata itu keluar dari sela-sela gunung yang terbelah, kemudian segumpalan mega meraih kepalanya, sementara kedua kaki tetap merangkak di bumi?.

Termasuk tanda Qiamat kubra yang lain adalah munculnya matahari dari arah barat, berkaitan dengain ini di dalam kitab Shohih Bukhari pada ?Kitabu Bad?i Al ? Kholqi? disebutkan :

عن أبى ذر رضى الله عنه قال : قال لى النبى صلى الله عليه وسلم حين غربت الشمس : تدرى أين تذهب ؟, قلت : الله ورسوله أعلم , قال : فانها تذهب حتى تسجد تحت العرش , فتستأذن فلا يؤذن لها, ارجعى من حيث جئت فتطلع من مغربها, فذلك قوله تعالى :
( والشمس تجرى لمستقرّ لها, ذلك تقدير العزيز العليم ) 

Dari Abi Dzarrin RA ia berkata : Nabi Muhammad Saw bersabda kepadaku : ?Ketika matahari tenggelam; Tahukah kamu kemana matahari itu berkelana ? Aku menjawab : Allah dan rasul ? Nya yang lebih tahu. Rasulillah Saw. lantas menjelaskan : Sesungguhnya matahari itu pergi untuk bersujud di bawah Arsy. Ia meminta izin dan iapun mendapat izin. Kemudian diperintahkan kepadanya kembalilah, darimana asalmu datang, maka muncullah ia dari arah barat?.

Peristiwa itulah yang merupakan interpretasi dari firman Allah Swt. dalam Al - Qur?an :

والشمس تجرى لمستقر لها, ذ لك تقدير العزيز العليم

?Dan matahari itu beredar pada porosnya, demikianlah ketetapan Tuhan Yang Maha Luhur lagi Maha Mengetahui?,

Di dalam kitab Fathul Al ? Bari, Imam Ibnu Hajar menjelaskan : ?Patutlah sekiranya apa yang dimaksud dengan makna ?Sujud? pada riwayat di muka adalah sujudnya para Malaikat yang diserahi tugas untuk mengurus matahari atau dapat pula diinterpretasikan dengan sujudnya matahari itu sendiri dengan cara dan bentuk yang sesuai dengan keadaannya, sehingga sujudnya matahari itu kepada Allah merupakannya ?kinayah? atau isyarat ketundukan / kekhusuan dan penghambaannya pada saat tersebut?.

Imam Al ? Nawawi Rahimahullahu Ta?ala ?Anhu menjeneralisir bahwa sesungguhnya sejudnya matahari menunjukkan kemampuan Allah Swt untuk membedakan dan memberikan pengetahuan tentang penciptaan Allah terhadap matahari, Wallahu A?lam.

Sedangkan berkaitan dengan Asroti al ? Sa?ah al ? kubra yang lain yakni turunnya nabi Isa dan keluarnya Ya?juz ma?juz. Maka dalam kitab Shohih Muslim didapati sebuah keterangan sebagai berikut; yang artinya :
Diriwayatkan dari Nawas bin Sama?an RA ia berkata : pada sebuah pagi Rasulullah Saw menuturkan sebuah berita tentang Dajjal. Tiba-tiba Rasulullah melirihkan suaranya, dan lantas mengeraskan suaranya kembali, sehingga kita menyangka bahwa seolah-olah Dajjal berada di dalam serumpun pohon kurma. Ketika kami bergegas menuju Rasulullah, beliaupun kemudian tahu kegundahan yang ada dibenak kami, nabi lantas bertanya apa yang kalian risaukan ? kamipun menjawab : Wahai Rasulullah Saw di saat pagi seperti ini engkau menuturkan tentang Dajjal itu keluar, Engkau melirihkan suara dan lantas mengeraskannya sehingga kami menyangka bahwa dajjal berada di serumpunan pohon kurma. Nabi berkata : Bukanlah terhadap dajjal aku menghawatirkan kalian semua, apalagi aku berada di tengah-tengah kalian semua, maka akulah yang ada pada bagian terdepan untuk menghadapinya, tetapi jika ia keluar dan aku tidak sedang berada di tengah-tengah kalian semua, maka secara individual ia harus menghadapinya. Pada saat seperti itu hanya Allahlah yang menjadi tumpuan atas keselamatan kaum Muslimin.

Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang berambut keriting, kedua matanya seperti anggur yang menjorok keluar, seolah-olah aku mempersamakannya dengan ?Abdi Al ? Azzy bin Qattan. Jika diantara kalian semua ada yang menemuinya. Maka bacakanlah untuknya beberapa ayat pembuka dalam surat Al ? Kahfi, ia keluar melalui jalan tembus yang menghubungkan negeri Syam dan Irak, dia membuat kerusakan terhadap apa saja yang ada disamping kanan dan sisi kirinya. Wahai seluruh hamba Allah tetapkanlah pada eksistensi kalian semua.

Selanjutnya kita bertanya : Wahai Rasulullah ? Seberapa lama ia akan tinggal di bumi ? Rasul menjawab sampai empat puluh hari, satu hari ada yang sama dengan setahun, ada yang seperti sebulan, ada yang sama dengan satu jum?at dan sebagian dari harinya yang lain sebagaimana ukuran hari-hari kalian. Kami kembali bertanya : Wahai Rasulillah ! pada sebuah harinya yang seperti setahun, apakah cukup bagi kami untuk melakukan sholat sehari saja ? rasul menjawab : tidak cukup ! lantas ? kalian semua akan memperkirakan waktu-waktu yang ada di dalam hari-harinya sebagai hari-harimu. Kami terus mengejar dengan pertanyaan ; Wahai Rasulillah, seperti apakah kecepatan Dajjal dalam menjelajah bumi ini ? Rasul menjawab : seperti hujan yang dihempaskan oleh angin.

Ia akan mendatangi kamu dan mengajak kamu untuk mengikutinya. Maka banyak diantara mereka yang mengimaninya dan mengikuti jejak langkahnya. Dajjalpun kemudian memerintahkan kepada langit untuk menurunkan hujan, dan kepada bumi agar menumbuhkan rerumputan yang hijau dan pepohonan, maka manusiapun menggembalakan ternak-ternaknya hingga pulang petang. Dengan demikian ternak-ternak mereka menjadi gemuk badannya, lebih montok susu perahannya dan lebih panjang lambungnya. Kemudian suatu ketika akan datang sekelompok kaum untuk menghadap Dajjal dan menolak segala apa yang dikatakan Dajjal, merekapun kemudian pulang, namun keesokan harinya mereka semuanya menemui kelaparan, tidak sedikitpun mereka memiliki sesuatu dari harta bendanya, ketika itu pula Dajjal kembali menelusuri bumi yang telah rusak dan porak poranda, iapun lantas berujar, wahai bumi yang telah rusak keluarkanlah apa saja yang menjadi simpanan kekayaanmu ! bumi mematuhinya dan segala macam kekayaan yang dikandung bumipun mengikutinya, sebagaimana lebah mengikuti rajanya. Kemudian Dajjal memanggil seorang pemuda yang sangat pemberani dan gagah, tetapi tragis kejadiannya ia bertandang memenggal pemuda itu menjadi dua potongan, dia kemudian melemparkannya ke arah yang bertolak belakang sejauh anak panah yang meluncur dari busurnya. Lantas ia memanggilnya kembali, kedua potongan jasad itu datang dan menyatu kembali, wajahnya tampak berseri-seri dan tertawa terbahak-bahak. Pada saat Dajjal melakukan hal yang sama secara terus menerus, Allah kemudian mengutus nabi Isa Al Masih bin Maryam AS. ia turun tepat di atas menara putih yang terletak di sebelah timur kota Damaskus, dia diapit oleh dua kain berwarna kuning dalam posisi meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua Malaikat.

Setibanya di bumi, nabi Isa Al Masih lantas menundukkan kepalanya tampak dari wajahnya hendak meneteskan sesuatu, ketika ia mengangkat kepalanya, runtuhlah tetesan air bening yang mengkristal bagaikan butiran-butiran intan permata itu. Tidaklah halal bagi orang kafir menghirup nafas yang dihembuskan oleh nabi Isa, padahal hembusan nafas beliau memenuhi cakrawala hingga sejauh pandangan matanya. Nabi Isa Al Masih pun kemudian bertandang mencari Bromo Corah Dajjal, hingga ia menemukannya di suatu tempat yang kemudian disebut sebagai ?Babu Luddin? pintu sebuah lembah, lantas ia membunuhnya.

Nabi Isa bin Maryam lalu mendatangi seluruh kaum yang telah dijaga dan diselamatkan oleh Allah Swt dari sergapan Dajjal. Beliau mengusap wajah-wajah mereka sambil menghibur dengan cerita-cerita tentang derajat keluruhan tempat-tempat mereka di surga. Pada saat itulah Allah Swt menurunkan wahyu-Nya kepada nabi Isa AS.
انى قد اخرجت عُبّادا لى لايدان لأحد بقتالهم, فحرزعبادى الى الطور.

?Sesungguhnya aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku. Tidak ada satu kekuasaanpun yang aku berikan kepada seorangpun untuk dapat membunuh mereka, maka ungsikanlah hamba-hamba-Ku itu ke Gunung Tursina?.

Setelah semua peristiwa di atas berlangsung, Allah Swt kemudian mengutus Ya?juz Ma?juz, mereka berjalan dengan cepat menelusuri setiap penjuru bumi. Dia memulai langkah pengembaraannya yang pertama pada sebuah samudera kecil yang ada di daerah ?Thobariyyah? mereka lantas meminum air samudera itu hingga habis, mereka tergenangi air. Nabi Musa AS dan seluruh sahabatnya mulai terkepung oleh sekawanan Ya?juz Ma?juz, hingga pada hari itu, kepala seekor sapi menjadi lebih berharga dari pada seratus dinar. Pada saat embargo itulah Nabi Musa dan para sahabatnya memohon kepada Allah Swt agar meraka diselamatkan dari cengkraman Ya?juz Ma?juz, Allah Swt mengabulkan permohonan itu, kemudian Allah mengutus ulat-ulat kecil yang ada dihidung onta untuk menyiksa dan masuk ke leher-leher Ya?juz Ma?juz sehingga mereka terbunuh semuanya.

Sejak itulah nabi Isa dan sahabat-sahabatnya kembali turun ke bumi. Satu hal yang sangat meresahkan mereka adalah bahwa mereka tidak menemukan sejengkalpun tempat di muka bumi ini kecuali dipenuhi oleh lemak yang berceceran dari serat-serat daging Ya?juz Ma?juz sehingga menebarkan bau busuk yang menyesakkan. Karena itulah nabi Isa dengan kaumnya kembali memohon kepada Allah agar Allah menyirnakan bau yang menjijikkan itu, Allah kemudian menolong mereka dengan mengutus burung sebesar onta untuk mengangkut serpihan-serpihan daging Ya?juz Ma?juz dan membuangnya ke suatu tempat dimana Allah menghendaki, lantas Allah Swt menurunkan hujan untuk kembali menetralisir bumi sehingga bumi menjadi bersih dan bening bagaikan kaca.

Setelah bumi telah benar-benar menjadi bersih lantas dikatakan kepada bumi. Wahai bumi : ?Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah keberkahanmu!, maka sejak itulah segolongan manusia mulai memakan dan merasakan kembali buah delima, merekapun lantas menjadikan pelepah-pelepah dan kelopok-kelopak pepohonan sebagai tempat berteduh. Demikian pula barokah itu nampak pada susu yang dikandung oleh hayawan, bahkan ketika hayawan ternak itu hendak melahirkan pun air susunya tampak melimpah ruah sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia seluruhnya. Pada suatu waktu keberkahan yang kesekian kalinya juga dapat dirasakan oleh segolongan manusia yakni : ketika Allah mengutus angin yang semerbak wangi menghampiri manusia dan menyelinap di ketiak mereka, untuk selanjutnya angin itu dengan kelembutan dan kemesraannya mencabut ruh setiap individu yang beridentitas muslim dan mukmin, hingga yang tersisa di muka bumi adalah mereka manusia-manusia bejat yang selingkuh dan melakukan hubungan seks bebas seperti khimar-khimar yang tak sedikitpun punya rasa malu dan hati nurani, dan kepada mereka semuanyalah ditimpakan dasyatnya hari Qiamat.

Adapun Asyrati Al ? Sya?ah (tanda-tanda hari Qiamat) yang lain yakni nyala api yang keluar dari negara Yaman, yakni kobaran api yang akan menggiring manusia. Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits. Berkaitan dengan peristiwa ini sejumlah ulama menjelaskan : ?Peristiwa penggiringan manusia ini terbagi di dalam empat kategori dalam dua periode. Dua peristiwa yang pertama terjadi di dunia dan yang pertama dimulai dengan penghardikan yang dilakukan oleh nabi Isa AS terhadap kaum Yahudi dari kota Madinah menuju daerah Syam, sedangkan yang kedua adalah penggiringan manusia melalui kobaran api menjelang hari Qiamat untuk menuju Padang Makhsyar, penggiringan ini juga menimpa pada seluruh makhluk hidup sebelum terjadinya tiupan sangkala yang pertama. Manusia yang tergiring itu seluruhnya adalah orang-orang kafir yang masih hidup. Sedangkan kaum Muslimin telah wafat sebelumnya oleh kelembutan tiupan yang mempesonakan mereka. Sedangkan dua peristiwa pada periode yang kedua adalah terjadi di akherat yakni berkumpulnya manusia pada saat setelah kebangkitan mereka dari alam kuburnya dan bubarnya manusia dari padang makhsyar menuju tempat abadi mereka masing-masing yaitu surga dan atau neraka.

No comments: