Thursday, February 7, 2008

Bagian 15 Terjemahan Aswaja

SEBUAH PASAL
TENTANG CERITA ORANG?ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA DIMANA MEREKA TETAP MAMPU DIAJAK DIALOG, MEREKA TAHU SIAPA YANG MEMANDIKANNYA, SIAPA PULA YANG MEMIKUL DAN MENGKAFANINYA, JUGA SIAPA YANG MEMASUKKANNYA KELIANG KUBUR, DAN JUGA CERITA-CERITA TENTANG BAGAIMANA ORANG YANG TELAH WAFAT ITU KEMBALI MENJALANI KEHIDUPAN BARUNYA SETELAH KEMBALINYA RUH PADA JASAD.

Keterangan mengenai kemampuan orang-orang yang telah wafat bahwa ia dapat mendengar dan berdialog dapatlah dikemukakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al ? Bukhari di dalam kitab shohinya dari sahabat Anas bin Malik AS dari nabi Muhammad Saw beliau bersabda :

العبد اذا وضع فى قبره وتولى وذهب عنه اصحابه حتى أنه يسمع قرع نعالهم اتاه ملكان فيقولان له : ما كنت تقول فى هذا الر جل محمد ؟, فيقول : أشهد أنه عبد الله ورسوله , فيقول انظر الى مقعدك من النار, أبدلك الله به مقعدا من الجنة .


?Seorang hamba Allah ketika ia disemayamkan di dalam kuburnya dan sahabat-sahabat yang mengantarkan jenazahnya berpaling dan kembali pulang hingga ia masih dapat mendengar suara detak sandal mereka, tiba-tibalah datanglah dua Malaikat menghampirinya. Keduanya lantas bertanya (kepadanya) : Apa komentar anda tentang seorang laki-laki yang bernama ?Muhammad?. Dia menjawab : Sesungguhnya beliau adalah hamba Allah yang menjadi utusan-Nya, selanjutnya dikatakan kepadanya : Lihatlah tempat-tempat (tempat tinggalmu) di neraka, Allah telah menggantikan tempat itu dengan suatu tempat yang bernama surga?.


Rasulillah Saw bersabda : ?Seorang yang telah mati itu dapat menyaksikan dan tempat tinggal yang diperuntukkan kepadanya (tempat dineraka dan tempat surga) sekaligus?. Sedangkan orang kafir atau munafiq ia hanya berkata : ?saya tidak tahu, bagaimana saya harus mengatakan apa yang dikatakan oleh manusia ? kemudian dikatakan kepadanya : Tidak mungkin kamu tahu, karena kamu tidak membacanya. Kemudian mereka (orang-orang kafir atau munafik) itu dipukul dengan palu dari besi tepat pada bagian anggota yang ada diantara kedua telinganya dan menjeritlah ia dengan suara keras, sehingga apa saja yang ada disekelilingnya dapat mendengar suara jeritan tersebut kecuali dua makhluk penghuni bumi yakni manusia dan jin?.

وروى البجارى عن أبى سعيد الحدرى رضى الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : اذا وضعت الجنازة واحتملها الرجال على أعناقهم, فان كانت صالحة قالت : قدمونى , فان كانت غير صالحة قالت يا ويلها أين تذهبون بها ؟, يسمع صوتها كل شىء الا الانسان , ولو سمعه صعق .


Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abi Said Al Khudri RA sesungguhnya rasulullah Saw bersabda : ?Ketika jenazah diletakkan dalam keranda dan beberapa orang memikulnya di atas pundak mereka, maka ketika jenazah itu termasuk hamba yang shalih, maka ia akan berkata percepatlah perjalanan kalian semua, tetepi sebaliknya bila jenazah itu bukan hamba yang shalih, maka ia merintih ............. aduh ! sungguh kecelakaan menimpa diriku, kemanakah kalian pergi membawa jenazahku ? Pada saat itu segala apapun yang ada dapat mendengar suara itu kecuali manusia, seandainya manusia dapat mendengar suara itu niscaya ia akan pingsan?.


Demikian juga diriwayatkan oleh Imam Al ? Bukhari dari sahabat Al ? Laist bin Said, sebagaimana esensi makna verbal hadits di muka. Beliau berkata : ?Jenazah itu mengeluh kepada keluarganya : Aduuh ........ bencana menimpa diriku?. Sahabat Al ? Lais dalam riwayatnya melanjutkan : ?Seandainya manusia dapat mendengarkan rintihan itu niscaya ia akan pingsan seketika?.


Sebuah riwayat dikisahkan oleh Imam Al ? Tabrani di dalam kitab Al ? Ausad dari sahabat Abi Said Al ? Khudri RA. Sesungguhnya nabi Muhammad Saw bersabda : ?Sesungguhnya mayit mengetahui siapa saja yang memandikannya, orang yang menggendongnya atau memikulnya, mengkafaninya, dan orang yang memasukkannya ke liang kubur?.


Sahabat Said bin Jubair RA berkata : ?Apa saja yang diceritakan oleh orang yang hidup, informasi itu juga akan sampai kepada orang-orang yang telah mati, maka tidaklah seorangpun yang memiliki ikatan tali cinta kasih kepada kerabatnya kecuali berita tentang keadaannya akan sampai juga kepada mayit. Apabila kabar kerabat itu berupa kebaikan, maka mayit ikut merasakan kesenangan dan berbahagia. Namun bila yang terjadi dalam keluarga kerabatnya adalah keprihatinan atau ketidakharmonisan, maka mayit itupun tampak tak ceria dan bersedih hati?.


Imam Ibnu Munabbih RA berkata : ?Sesungguhnya Allah Swt membangun sebuah rumah di langit yang ketujuh dan Dia memberinya nama ?Al Baidho?. Di rumah itulah ruh-ruh orang Mukmin yang telah meninggal dunia berkumpul, ketika salah seorang Mukmin dari penduduk ahli dunia wafat, maka arwah-arwah itu menjemputnya dan merekapun lantas menanyakan bagaimana cerita, khabar dan informasi tentang kondisi dunia dan penghuninya sebagaimana pertanyaan yang seringkali terjadi dan dipertanyakan oleh seorang musaffir yang pergi meninggalkan sanak saudaranya dan kerabatnya, ketika ia datang dari bepergiannya?.

(HR. Abu Nu?aim di dalam kitab Al ? Hilyah )


Berkaitan dengan munculnya kehidupan baru dengan kembalinya ruh kepada jasadnya sebuah riwayat datang dari sahabat Al ? Barra? bin Azib RA. berupa hadits panjang yang menerangkan kewajiban-kewajiban yang muncul pada orang-orang yang telah meninggal dunia termasuk sebuah hadits yang menjelaskan tentang kembalinya ruh pada jasad, Imam Al ? Barra? menjelaskan : Pada suatu waktu saya keluar bersama Rasulillah Saw untuk hadir memberikan penghormatan pada jenazahnya seorang laki-laki dari sahabat Anshor, lantas kami mendatangi kuburan, pada saat itu liang kubur belum digali, kemudian Rasulillah Saw duduk, kami bersama sahabat yang lain juga duduk dengan tenang penuh hikmah di sekitar rasulillah seolah ada seekor burung di atas kepala kami hingga tak berani menengadah. Tiba-tiba nabi mengangkat pandangannya, sorot matanya lepas memandangi langit, kemudian beliau menundukkan kembali pandangannya dan menyaksikan bumi, kemudian nabi berdo?a : ?Aku mohon perlindungan-Mu Ya ...... Allah dari siksa alam kubur?. Rasulillah melafadzkan do?a ini berulang-ulang, lantas beliau bersabda : Sesungguhnya seorang hamba yang Mukmin ketika ia memasuki pintu menuju akhirat dan berpisah dengan alam dunia maka datanglah seorang Malaikat menghampirinya. Ia duduk tepat di sisi kepalanya dan berkata :

أخرجى ايتـها النفــس المطــمئنة الى مغفـــرة من الله ورضــوان

?Wahai Nafsu Al Mutma?innah keluarlah kalian menuju ampunan dari Tuhanmu dan menerima Keridloan-Nya?. Maka ruh itupun keluar, ia mengalir bagai tetesan hujan. Pada saat itulah para Malaikat penghuni surga turun mengerumuni orang yang hendak wafat itu. Dengan wajah-wajah mereka yang putih bersih dan berseri-seri seolah-olah wajah mereka begitu ceria bagaikan cerah mentari dipagi hari, mereka datang dengan membawa kain-kain kafan dari surga dan minyak-minyak wangi dari pengharum surga, mereka semuanya duduk dengan rapinya, sepanjang sorot mata mereka memandang lepas, dan ketika ruh ?Nafsu al ? Mutmainnah? itu dicabut oleh seorang Malaikat, maka para Malaikat itu menyambut ruh tersebut dengan menghimpunnya dalam genggaman dan tidaklah mereka melepaskannya sekejap matapun. Hal ini sebagaimana terungkap dalam firman Allah Swt :

توفتــــه رســـلنا وهــــم لايفرطـــــون

?Para Malaikat-Ku mewafatkan seorang hamba, dimana sedikitpun mereka tidak berbuat kasar".


Rasulillah Saw berkata : Maka keluarlah nafas / ruh seorang hamba itu seperti bau semerbaknya minyak wangi, lantas Malaikat membawa naik ruh seorang hamba itu, dan Malaikat itupun tidak datang pada sekumpulan manusia. Pada sebuah riwayat dikisahkan; bahwa ruh yang dibawa oleh Malaikat itu senantiasa melintasi ruh-ruh umat terdahulu dan generasi-generasi yang telah mandahuluinya bagaikan kumpulan belalang yang berhambur diantara langit dan bumi. Segerombol belalang itu seraya berkata : ?Ini ruh siapa ?, maka dikatakanlah bahwa ruh itu adalah ruh si Fulan dengan menyebut nama terbaiknya hingga para Malaikat itu sampai di pintu langit terendah, maka pintu itupun dibuka mempersilahkan ruh seorang hamba yang Mukmin itu. Para Malaikat penjaga langit itupun lantas mengantarkan ruh itu menembus langit demi langit hingga sampai ke langit ke tujuh. Kemudian Allah berfirman :

أكتبوا كتابه فى عليين , وما أدراك ما عليون , كتاب مرقوم, يشهده المقربون

?Tuliskanlah (wahai para Malaikat) catatan amalnya (seorang hamba Mukmin) itu pada buku catatan amal kebaikannya yang tinggi ! Apakah yang anda ketahui tentang apa arti ?Illiyyun ? Ia adalah kitab catatan amal yang diukir dengan segala keindahan dan yang akan menyaksikannya adalah para Malaikat ?Al - Muqarrabin? disalinlah amal kebaikan seorang hamba untuk di bukukan? .

No comments: